Puisi Pasar Tradisionil dan Offline

Pasar Offline 
Sebelum fajar menyingsing,
Pedagang telah bersiap,
Menyusun dagangan dengan teliti,
Menata harapan di setiap lapak.

Lantai semen yang basah,
Aroma bumbu tercampur,
Suara klakson becak,
Hiruk pikuk yang familiar.

Ibu-ibu berkerudung,
Meraba tekstur ikan segar,
Mencium wangi rempah-rempah,
Memilih dengan mata berpengalaman.

Bapak tukang sayur berteriak,
"Kangkung! Bayam! Murah meriah!"
Suaranya memecah keheningan,
Mengundang pembeli datang mendekat.

Tidak ada wifi di sini,
Hanya koneksi mata ke mata,
Sentuhan tangan yang hangat,
Percakapan yang tulus dan nyata.

Uang kembalian dihitung manual,
Plastik kresek jadi kantong belanja,
Barter cerita kehidupan,
Sambil menunggu timbangan.

Inilah pasar yang tak lekang waktu,
Tempat bertemunya jiwa dan raga,
Tanpa layar dan notifikasi,
Hanya kehangatan kebersamaan kita.

Pasar offline, pasar hati,
Tempat tradisi tetap hidup,
Dalam setiap transaksi sederhana,
Terjalin benang persaudaraan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Kimbab, Mau Ngak Tuh ?

Ancaman Resesi dan Krisis Multidimensi Global, Adalah Nyata di Depan Mata Kita ?