Puisi : " Gudang Cerita Di Toko Grosir "
"Gudang Cerita di Toko Grosir"
Pintu geser terbuka lebar,
Salam hangat mengudara: "Selamat pagi, Pak! Ibu!"
Senja pun belum bergulir.
Kardus berjejak di lantai luas,
Aroma kopi dan gula mendesah.
Bapak-bapak angkat karung beras,
Bunda-bunda hitung telur di petak kas.
"Berapa kilo cabainya, Dik?"
"Diskon gula pasir, Murahan, Tik!"
Tertawa kecil, tawar-menawar ramah,
Bagai tetangga lama bertemu ruang rindu.
Si Udin bantu dorong gerobang penuh,
Bu Lastri bungkus kacang dengan cerita usang.
"Anak saya lulus kuliah, Bu!"
"Alhamdulillah! Nanti bagi rengginang!"
Di antara timbangan dan deru kipas,
Ada rindu yang tak terbeli nominal.
Bukan cangkir plastik atau beras pulen,
Tapi senyum tulus yang selalu dibawa pulang.
Grosir ini bukan cuma tumpukan barang,
Tapi gudang tempat hati saling bertaut rangkap.
Di setiap bon dan kantong keresek,
Terselip kehangatan yang tak lekang dijual.
Puisi ini menangkap esensi kebersamaan dalam aktivitas belanja grosir tradisional:
- Interaksi personal (sapaan, tawar-menawar akrab)
- Gotong royong (saling bantu mengangkat barang)
- Berbagi cerita (kabar keluarga, pencapaian hidup)
- Kehangatan non-transaksional (senyum, tawa, perhatian)
Nuansa kekeluargaan terasa melalui dialog langsung dan gambaran aktivitas sehari-hari yang penuh keakraban, di mana hubungan manusia lebih berharga daripada sekadar transaksi jual-beli.
Komentar
Posting Komentar