Postingan

Sudut Pangkalan Gas : Untuk H. Hedi Heryanto

# Sudut  Pangkalan Gas !                               Untuk H. Hedi Heryanto Di sudut jalan yang ramai berlalu, Berdiri tegak pangkalan biru, H. Hedi Heryanto namanya terukir, Melayani dengan hati yang tulus dan bersih. Tabung-tabung gas berderet rapi, Siap menghangatkan dapur rumah tangga, Dari pagi hingga senja menjelang, Tak lelah melayani setiap pelanggan. Api kehidupan bermula dari sini, Memasak nasi untuk keluarga tercinta, Setiap tabung yang terjual, Membawa kehangatan ke setiap rumah. H. Hedi dengan senyum ramahnya, Membangun kepercayaan bertahun-tahun, Pangkalan gas yang tak pernah sepi, Karena pelayanan yang selalu prima. Terima kasih Pangkalan Gas H. Hedi, Telah menjadi bagian kehidupan kami, Semoga selalu berkah dan jaya, Di hati masyarakat selamanya.                       Bojongsoang, 21 Juli 2025

Untuk Laksana Jaya

Laksana Jaya Oleh: Dari Surya Bima Berlian Group Laksana angin yang menari di pagi, Menggugah sunyi dengan nyala berani, Jaya bukan sekadar nama disemat, Ia kisah yang bangkit dari semangat. Laksana Jaya, cahaya di rimba, Penuntun langkah dalam gelap gulita, Tak hanya menaklukkan badai dan masa, Tapi juga menyulam damai dan asa. Langkahmu bukan gema semu, Tapi jejak yang mengakar satu per satu, Pada bumi, pada langit, pada kata, Membuka jalan bagi jiwa yang percaya. Bukan mahkota yang engkau kejar, Tapi nilai, makna, dan mimpi yang benar, Jaya yang sejati lahir dari nurani, Laksana Jaya—pemimpin harmoni.              Dayeuhkolot, 21 July 2025

Bangkit Jaya: Syair Kayu dan Baja.

Gambar
Bangkit Jaya: Syair Kayu dan Baja.                       Bojongsoang, 20 July 2025.                      Di Bangkit Jaya, fajar merekah, Pintu baja terbuka, riuh rendah. Tumpukan bata, pasir menggunung, Semen berkarung, kokoh menjulang. Pak Budi datang, daftar di tangan, Rumah impian, segera dibangun. "Pak Jon, semen tiga puluh sak!" Suara lantang, memecah sepiak. Tukang angkut, cekatan bekerja, Besi beton digotong, tanpa cela. Kalkulator berdenting, angka menari, Total tertera, tak bisa lari. "Diskon sedikit, Pak Jon, kawan lama?" Senyum Pak Budi, penuh drama. Pak Jon tertawa, "Harga pas, tak goyah! Kualitas terjamin, Bangkit Jaya perkasa!" Transaksi tunai, atau gesek kartu, Nota tercetak, bukti bersatu. Janji terucap, esok dikirim, Impian terlukis, di atas kertas terukir. Bangkit Jaya, bukan sekadar toko, Tapi saksi bisu, setiap asa kokoh. Dari fondasi dasar, hingga atap...

Gergaji Pinjaman : Meminjam Alat Pertukangan

# Gergaji Pinjaman Meminjam Alat Pertukangan                              Ada proyek kecil di rumah, Kayu perlu dipotong dengan rapi, Tapi gergaji tak ada di gudang, Bingung harus berbuat apa lagi. Teringat Pak Budi si tukang bangunan, Yang rumahnya tepat di sebelah, Punya peralatan lengkap nan canggih, Mungkin dia mau membantu masalah. Dengan langkah sedikit ragu, Menuju pagar rumah tetangga, "Pak Budi, maaf mengganggu, Boleh pinjam gergaji sebentar?" Pak Budi tersenyum ramah, "Silakan saja, ambil yang mana, Yang listrik atau yang manual? Pakai yang bagus, jangan ragu-ragu." Dipinjamkannya gergaji terbaik, Dengan mata pisau yang tajam, "Hati-hati ya, jangan sampai luka, Kalau ada apa-apa, panggil saya." Proyek yang tadinya terhenti, Kini berjalan dengan lancar, Kayu terpotong dengan presisi, Hasil kerja jadi lebih rapi benar. Selesai sudah pekerjaan rumah, Gergaji dikembalikan dengan bersih, "Terima kasih Pak Bu...

Puisi : " Gudang Cerita Di Toko Grosir "

Gambar
" Gudang Cerita di Toko Grosir" Pintu geser terbuka lebar,   Salam hangat mengudara: "Selamat pagi, Pak! Ibu!"  Senja pun belum bergulir.   Kardus berjejak di lantai luas,   Aroma kopi dan gula mendesah.   Bapak-bapak angkat karung beras,   Bunda-bunda hitung telur di petak kas.   "Berapa kilo cabainya, Dik?" "Diskon gula pasir, Murahan, Tik!"  Tertawa kecil, tawar-menawar ramah,   Bagai tetangga lama bertemu ruang rindu.   Si Udin bantu dorong gerobang penuh,   Bu Lastri bungkus kacang dengan cerita usang.   "Anak saya lulus kuliah, Bu!"  "Alhamdulillah! Nanti bagi rengginang!"  Di antara timbangan dan deru kipas,   Ada rindu yang tak terbeli nominal.   Bukan cangkir plastik atau beras pulen,   Tapi senyum tulus yang selalu dibawa pulang.   Grosir ini bukan cuma tumpukan barang,   Tapi gudang tempat hati sa...

Mengurangi Dampak Negatif Perang AS VS China Bagi Keuangan Negara Dunia Ke-4 !

Gambar
                                                          Kebijakan Keuangan  Yang Bisa Dilakukan Oleh Negara-negara Dunia Ke 4 yang terdampak oleh resiprokal AS.                                                                                                 7 Cara-cara Kebijakan Keuangan  Yang Bisa Dilakukan Oleh Negara-negara Dunia Ke 4 yang terdampak oleh resiprokal AS Sekaligus Menstabilkan Mata Yang Lokal Dalam Mengurangi Inflasi Tinggi .                                           ...

Puisi Pasar Tradisionil dan Offline

Gambar
Pasar Offline  Sebelum fajar menyingsing, Pedagang telah bersiap, Menyusun dagangan dengan teliti, Menata harapan di setiap lapak. Lantai semen yang basah, Aroma bumbu tercampur, Suara klakson becak, Hiruk pikuk yang familiar. Ibu-ibu berkerudung, Meraba tekstur ikan segar, Mencium wangi rempah-rempah, Memilih dengan mata berpengalaman. Bapak tukang sayur berteriak, "Kangkung! Bayam! Murah meriah!" Suaranya memecah keheningan, Mengundang pembeli datang mendekat. Tidak ada wifi di sini, Hanya koneksi mata ke mata, Sentuhan tangan yang hangat, Percakapan yang tulus dan nyata. Uang kembalian dihitung manual, Plastik kresek jadi kantong belanja, Barter cerita kehidupan, Sambil menunggu timbangan. Inilah pasar yang tak lekang waktu, Tempat bertemunya jiwa dan raga, Tanpa layar dan notifikasi, Hanya kehangatan kebersamaan kita. Pasar offline, pasar hati, Tempat tradisi tetap hidup, Dalam setiap transaksi sederhana, Terjalin benang persaudaraan.